Tiap kehidupan didalam dunia ini tuhan telah menyisipkan pada jiwa kita sebuah rasa. Laksana pancaran cahaya yang sangat berkilau dan menyilaukan. Benderangnya jiwa menggeliat dan akan kian merona indah, ketika kita mencoba mengungkap misteri yang tersembunyi didalam siang dan malam.

Matahari telah lelah dan ingin beristirahat
Maka datanglah malam menggantikannya
Bulan dan bintang mulai bercerita pada malam
Tentang kaheningan dan tiap impian………
Yang sebelumnya kesunyian malam, menyelimuti hari-hari. Yang telah membisikan pengertian kedalam hati sanubari dan menjadikan kehangatan. Menghentakkan kesadaran betapa dalam. Di antara kesempurnaan sunyi yang diriasi dekapan erat anugerah tuhan. Kusaksikan semuanya bersenandung berirama, sekalipun perbuatanku menerawang malam bersama khayallan, lantaran aku terbalut jubah kenistaan.

Tuhan telah memberikan sayap-sayap padaku, agar aku bisa terbang melayang-layang mengeliling di carawala cinta. Sehingga aku bisa melayang ketiap sudut langit-langit hatimu. Dimana tempo dulu……… sebelum aku mengenal dirimu, kesunyian adalah sahabatku yang kini menjadi pemicuku. Sepintas perkenalan itu melayangkan keakraban dari dalam dirimu, yang menenggelamkan diriku kedalam kolam hatimu. Berteriak diriku memegang bunga kecil yang ingin kusampaikan padamu, menguak kebenaran tentang dirimu. Yang pada akhirnya aku suka dengan senyuman manismu. Dimana tiap relief kerut pipi yang timbul dari ulah senyumu, menggetarkan tonggak kesendirian.

Dirimu yang kukenal begitu menilap
Merasuk hingga kesum-sum tulang
Senyum manis yang kau berikan………
Walau tak sering namun s’lalu terbayang

Melangkah dari senyum manismu yang membiaskan tabir isyarat. Penuh makna mendalam yang tersirat. Merekat pada udara pagi dan mengalirkan aroma mimpi indah kedalam hidupku. Menyisipkan seribu cerita, membenamkan ke dalam hati. Menghangatkan tiap langkahku, menyeringai mengiringi seiring perjalanku.

Dengan apa ku pinang dirimu
Nafasku t’lah kau miliki
Hatiku yang t’lah terlabuh pada dirimu
Tiada kata yang mampu mengungkapkanya……

Di dalam bilik jiwaku, terdapat bilik yang tak mampu terlahir dengan kata-kata ataupun tembang-tembang, yang selalu ingin dinyatakan kedalam dunia. Ia telah lama bertapa didalam jiwa, yang tak terwakili oleh gemulai lidahku. Melanyang berita dari dalam hati menggetarkan jiwa yang mengalirkan kebeningan cinta. Kucoba membentangkan sayap, segera mengepakan dan terbang melintasi tiap sendi cakrawala mimpi dan harapan. Terbang bersama mimpi mengilhami manis sejuta sayang. Melangkah dengan pasti, memurni memlebur hati. Jiwa terkulai mencari mata air memahat embun. Sejuk menyertai siangku dan menyelimuti dari dingin malam.

Dalam terbangku, kubawa sebilah busur dan beberapa anak panah. Kucoba lepaskan anak panah itu dan membidik tepat ke arah jiwamu. Melesat kuraih seberkas harapan yang mungkin tak dapat kuraih. Gemuruh angin malam meyertai do’aku, hujan turun semoga pertanda kabulnya do’aku. Berlari dari diamku menanjak tinggi kelangit. Menghempaskan semua rasa, membentangkan keujung pinta. Membersitkan sejuta harapan pada sang pujaan. Memohon pada sang pencipta. Agar meneteskan aroma cinta kedalam jiwamu.

Perasaan yang sangat berbeda dari dulu
Berapakah panah yang harus aku lepaskan
Agar mengenai jantung hatimu……

Menawarkan kehangatan cinta yang akan kuberikan. Meliuk pasir pantai bersama desiran ombak kubuka semua nada irama yang membawaku kedalam pesona. Memahat cinta bersama angin laut dan menggambar impian bersama butiran pasir.

Udara seperti biasanya melahirkan kehidupan yang kian hasrat. Gemulainya memang tak nampak oleh mata, namun hati dan cinta yang merasakannya dari setiap desirannya. Kutau cintaku memang tak nampak, tetapi dalam jiwaku bersemayam sebuah nama perempuan yang kupilih dan kusayang. Tiap desiran nafasku, memacu dan membakar semangat, menaburkan kembang kehangatan yang menyertai hari-hariku.

Namun manusia tiada bijak dan tiada sempurna, yang akhirnya kupatahkan sayap-sayapku dan kupilih melata di dada bumi. Dengan jiwa pecundang yang tengah mengerok dari dalam, yang akhirnya membaca peta cinta dengan salah. Kuambil jalan yang mengelilingi dimana kudiam. Tak maju………, mundur pun tidak…………

Di dalam jiwa pecundangku, beruntung aku masih memiliki kesampatan. Dengan jiwa pencundang yang memiliki semangat yang tak kan pernah meredup. Terus dan terus membakar setiap nafas mengenduskan uap memutar langkah menuju impian.

Semenjak diriku pertamakali mengenal dan memandangi dirimu, jauh sebelum diriku jatuh cinta padamu. Aku telah menyukaimu dan akhirnya aku merasakan getaran yang tak mungkin lagi kubendung. Walau diriku seorang pecundang aku adalah aku. Yang selalu berusaha mendapatkan apa yang kumau. Betapa tidak, walau tanpa sayapku aku masih memburu dirimu.

Masih kumiliki beberapa panah-panah itu yang membuatku masih bisa bertahan dalam keinginan. Melesatkan panah yang kupunya, mengarah selalu pada jiwamu. Mataku memang seperti elang tapi jiwa pencundangku memang tak mungkin menghilang begitu saja, dan selalu mengiringi kemana aku pergi , yang membuatku mematahkan panah-panahku sendiri. Diriku selalu ingin maju, tetapi aku terlalu banyak pertimbangan. Namun hati adalah hati, yang selalu memberikan suara nurani dan selalu bercerita pada keindahan anugerah tuhan yang penuh harapan dan impian.

Kutahu kini aku tak memiliki apa-apa lagi. Sayapku patah dan panahku lenyap akibat perbuatanku sendiri. Tak munkin lagi bagiku mampu memburu dirimu yang kini teramat jauh karna kebodohan diriku sendiri, yang kurang bersyukur. Padahal diriku telah tau saya-sayap dan panah-panah itu adalah cara yang diberikan tuhan kepadaku. Namun kupatahkan sendiri.

Mungkinkah ngarai hatimu mampu kubuka
Dengan kunci yang kupatahkan
Sedangkan dulu aku yang menutupnya…….

Benar penyesalan memang datang diakhir dan tak munkin datang diawal. Tak mungkin aku mampu memutar waktu, mengembalikan bayi yang telah lahir kerahim ibunya. Mungkin aku hanya bisa berharap pada kekosongan. Dan menunggu datangnya keajaiban yang turun dari langit.

Didalam bilik jiwaku………, aku masih senandungkan rindu. Mengalirkan gema suara yang terdecak dari dalam hati. Cintaku adalah sayangku. Satu kesatuan yang utuh, dimana mereka saling membahu. Tiada rasa yang berbahagia bila mereka saling memaksa. Mereka tumbuh dengan sendirinya. Tiada cinta, tiada sayang dan sebaliknya tiada sayang maka tiada cinta. Dalam tiap jiwa manusia telah digoreskan jalan kehidupannya. Yang mengalir bergulir tiap waktu. Namun manusia diberikan kelebihan, untuk memahat jalan kehidupanya dengan hasil yang maksimal. Dan selalu berusaha memnggapai semua tiap sendi kehidupan. Namun segalanya kembali kepada tuhan. Dimana tuhanlah yang menentukan segalanya. Tiada mungkin diriku mampu untuk menantang-Nya. Karna diriku tercipta oleh-Nya.

Tuhan…………
Ajarilah ia yang kucinta
Memangkas tiap dahan yang menutupnya
Atas cinta yang kuberikan padanya

Begitu pula dirimu yang tercipta oleh-Nya. Seiring waktu aku selalu berusaha menggapai dirimu, dalam tiap langkahku mencari dirimu. Kutau dirimu sangatlah jauh. Tiada cukup bagiku tuk terus berjalan. Namun aku masih tetap bisa melakukan sesuatu untuk itu. Berdo’a dan selalu memohon kepandaNya. Agar memberikan setetes pecahan cinta kedalam hatimu. Aku juga mengetahui cinta itu tiada paksa, maka aku pun takan memaksa, aku hanya memohon dirimu mengulurkan tangan. Membuka kembali pintu hatimu dan mempersilahkan diriku untuk masuk kedalam mengaruni hidupmu. Menempatkan sejuta sayang dalam tiap bilik hati yang terdalam. Menggoreskan makna yang teramat suci sebening intan. Dan menumpahkan lautan sayangku pada dirimu.

Datanglah wahai cintaku……
Bersama cintamu
Bukan lagi bayangan yang datang
Namun dirimu yang kupeluk seutuhnya..........

0 comments:

Posting Komentar